Jumat, 25 Januari 2013

Luka Hati

Di tengah malam yg pekat, ku terbangun.
Menatap kesunyian yang begitu mencekam.
Kulihat bulan dirundung redup.
Oh duhai luka yang menguras hati, apakah tak cukup lagi hati ini dikuras?
Tak cukup lagi hati ini ditampung air luka yang dalam?

perlahan setitik mata, lalu berpuluh buliran mata membasahi lantai ini.
Aku menangis, menangis mengeluarkan puing puing luka ini.
Tangisku memecah di keheningan malam yang begitu rapuh.

Mengapa kau tidak menyadarinya kala aku sangat sayang kepadamu?
Mengapa kau acuhkan aku?
Aku bagaikan sepotong jasad yang tak bernama bagi kamu.
Sakit dan sakit.
Sudahlah, biar aku luruh. 
Biarlah aku tenggelam dalam lautan luka ku sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar